Assalaamu’alaikum.
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad.
Wa’alaa ali shalli ‘alaa Muhammad.
Sahabat yang dirahmati Allah, kehidupan di dunia ini semakin beragam.
Kita lihat saja di negeri tercinta kita masih terdapat banyak kejahatan,
seperti korupsi, perzinaan, pencurian, perampokan, dan jenis-jenis kejahatan
lainnya. Padahal kita tahu bahwa negeri ini adalah negeri dengan mayoritas
penduduk adalah Muslim. Muslim memilki pondasi yaitu sholat dan disebutkan
dalam surat Al Ankabuut ayat 49 yang artinya
“Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” Pertanyaannya sekarang adalah mengapa
masih banyak terjadi kemaksiatan? Mengapa masih terjadi mudharat? Karena
terkadang kita melupakan satu poin penting dalam sholat yaitu khusyu’.
Karena terkadang kita melupakan tujuan sholat. Dalam surat Thaahaa
ayat 14 disebutkan bahwa “…..dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Allah.” Sehingga jika orang yang tidak berhasil
mengingat Allah melalui sholatnya maka dia adalah orang yang lalai karena tidak
mampu khusyu dalam melaksanakannya. Rasul saw bersabda “Betapa banyak orang
yang mengerjakan shalat hanya memperoleh letih dan payah.” (HR An-Nasaai).
Padahal ketika sholat itu adalah saat dimana kita sedang berbicara atau
bermunajat kepada Allah. Berbeda dengan zakat, puasa, dan haji, sholat itu
berisi zikir, membaca qur’an, ruku, sujud, duduk, dan berdiri. Dan menggerakkan
lisan dengan huruf dan suara itu mudah bagi orang yang lalai, tidak ada ujian
dalam melaksanakannya. Huruf itu baru bisa disebut sebagai ucapan ketika kita
tahu maknanya dan mampu mengekpresikan apa yang ada di dalam hati.
Sebagai contoh dalam sholat kita mengatakan, Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, jika hati kita lalai, lalu
artinya apa? Oleh karena itu kita perlu menghadirkan hati kita di dalam sholat.
Allah berfirman dalam surat Al Mukminun ayat 1 dan 2 yang artinya “Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu yang khusyu’ dalam sholatnya.”
Maka disitulah titik ketika disebutkan bahwa sholat mampu mencegah
dari perbuatan keji dan munkar. Apabila kita kehilangan khusyu’ maka akan
muncul kerusakan hati, sementara kebaikan dan kerusakan jasad itu bergantung pada baik dan rusaknya
hati. “Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging, bila ia baik maka baik
pula seluruh jasad, bila dia rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah
bahwa gumpalan itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika kita mampu mencapai derajat khusyu, maka kita akan tahu betul
bahwa banyak doa yang terdapat di sana. Tetapi karena itu tidak mudah, maka
kita harus terus berusaha untuk mendapatkannya. Menghadirkan hati itu adalah menyadari
apa yang sedang dilakukan dengan memahami bacaan yang kita baca dalam sholat. Jika
hati tidak hadir dalam bermunajat kepada Allah, maka jangan kita sangka ada
penyebab lain selain kelemahan iman. Kita harus bersungguh menguatkan iman kita
dengan cara menghadirkan hati dalam sholat. Selain itu kita juga harus paham
dan fokus pada apa yang kita ucapkan dalam sholat, hormat dengan mengetahui
kemuliaan Allah dan kehidaan jiwa kita, rasa takut karena hormat, penghargaan
kepada Allah, dan rasa malu karena kita masih sangat jauh dari sempurna.
Sahabat yang dirahmati Allah, demikianlah sedikit ilmu yang dapat saya
bagikan dari beberapa buku yang pernah saya baca dan beberapa kajian yang
pernah saya ikuti. Kebaikan itu dari Allah, sementara keburukan itu berasal
dari kelalaian saya ataupun bisikan syetan. Wallaahua’lam. Semoga kita
senantiasa menghiasi hari-hari kita dengan keinginan untuk senantiasa
memperbaiki diri, memperbaiki ibadah-ibadah kita, dan tidak disibukkan dengan
kepentingan duniawi. Aaamin. Semoga bermanfaat.
Wassalaamu’alaikum.
Referensi rujukan:
Tazkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin oleh Sa’id Hawwa, 2005
0 Comment:
Post a Comment