Ellena Wulandari

Bergerak Menginspirasi

  • Home
  • About Me
  • YouTube
  • Instagram
Etalase 23 Kilo Meter

Etalase 23 Kilo Meter

Monday, 13 July 2015 By Ellena Wulandari 0 Comments
Pukul 06.00 adalah waktu yang tepat untuk beranjak dari rumah, mengenakan helm, slayer, dan jaket hitam. Sampai-sampai dulu ada sahabat yang mengatakan, “Mbak el kayak ninja ya.” Aku pun membeli helm putih dan slayer berwarna merah muda – biar kelihatan cewek beneran. 


Jika aku menyalakan gas motor lebih dari pukul 06.10, maka aku harus mengendarai motor seperti pembalap. Sampai-sampai dulu ada adik kelas yang tidak sengaja bertemu di jalan dan mengatakan, “Mbak el ki lho le nunggang motor kaya pembalap internasional – mbak itu kalau naik motor seperti pembalap internasional.” Mengapa? Karena jika aku terlambat 10 menit saja, perjalanan ke kampus yang seharusnya bisa dicapai dalam waktu kurang lebih 55 menit dengan kecepatan standar akan dicapai dalam waktu 65 menit karena macet. Itu terbukti ketika entah berapa kali aku harus terlambat datang kuliah di semester 4, yang artinya aku telah menyakiti hati dosen – guru yang harus sangat dihargai.

23 kilo meter. 23 kilo meter bukanlah jarak yang amat pendek bagiku, tetapi bukanlah jarak yang amat panjang bagi para pekerja lain – para penglaju Bantul Jogja. Tentunya banyak hal yang aku temui selama di perjalanan. Aspal sepanjang jalan Pandak – UGM itu memiliki beragam cerita yang aku saksikan di balik kaca helm. Seorang ibu penjual Koran, lelaki pincang di tengah lampu merah Ring Road, kecelakaan mengerikan karena menabrak seekor anjing di jalan Bantul, pemuda menakutkan yang meminta uang di lampu merah Pojok Beteng Kulon, alunan angklung di perempatan jalan Mataram, kenikmatan senja ketika pulang sore, dan hal-hal lain yang aku perhatikan dan renungkan. Terkadang, cerita itu hanya sebatas renungan yang mungkin terhempas oleh angin jalanan sehingga aku pun tak mengingatnya lagi setelah melepas kendaraan. Oleh karena itu mulai dari sini aku ingin menuliskannya. Mungkin dua tahun yang lalu telah terlewatkan dan sebagian besar terlupakan, tetapi insya Allah aku masih punya 2 tahun lagi untuk memperoleh inspirasi di jalan dan menuliskannya. Semuanya terangkum dalam label “Etalase 23 kilo meter” di blog ini.



Etalase 23 Kilo Meter
Share:

Ellena Wulandari
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna.

Related Articles


0 Comment:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments ( Atom )

A woman with ambition is the sexiest woman

Labels

Beasiswa Unggulan (3) Belajar Memasak (2) Book Review (12) Campus (9) Etalase 23 Kilo Meter (6) Indonesiaku (1) KAMASE (8) Muslimah (1) Mutiara Hati (4) Pengabdian (3) Taman Baca (1) Teladan (1) Thailand (5) Tirai-tirai Asa (2)

Visitors

Archive

  • ►  2021 (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2016 (14)
    • ►  December (2)
    • ►  September (3)
    • ►  March (7)
    • ►  January (2)
  • ▼  2015 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  August (1)
    • ▼  July (10)
      • Don’t They Remember Their Family at Home?
      • Lost and Love in Bangkok
      • Day 1 and Day 2: This was Our Dream, Bangkok
      • Insyaa Allah, there will be a Way to Catch Up Our ...
      • Khusyu' dalam Shalat
      • Mengingat Mati (Dzikrul Maut) dan Memendekkan Anga...
      • Balada Lelaki Pincang di Perempatan
      • Why We Must Read the Preface First?
      • Etalase 23 Kilo Meter
      • The Art in being a Minority
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  December (1)
Powered by Blogger.

© 2016 Ellena Wulandari
Distributed By Blogger & Created By Responsive Blogger Templates