Bakti Sosial, Persembahan
Akhir Tahun Remaja Masjid Miftahul Khasanah Pandak Bantul
Remaja
masjid adalah sebuah sarana untuk menyalurkan keaktifan seorang remaja yang
mulai terbentuk ke dalam kegiatan-kegiatan positif. Selain berupa kegiatan
perkumpulan yang menambah keakraban, remaja masjid juga ikut berperan dalam
keberlangsungan kegiatan-kegiatan baik internal maupun eksternal masjid. Salah
satu remaja masjid yang berada di daerah Pandak, Bantul, DIY adalah Remifha
(Remaja Masjid Miftahul Khasanah).
Hari
Minggu (27/12) lalu, Remifha menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial yang
dilaksanakan pada tiga tempat yaitu Panti Asuhan Anak Balita Yayasan Gotong
Royong Tegal Krapyak, Panti Asuhan Al Ma’uun Tegallayang, dan Pondok Pesantren
Ar Rahmah Kedungbule, Trimurti, Srandakan, Bantul. Acara Bakti Sosial ini merupakan
penyaluran dana dan barang-barang sumbangan dari para donatur yang dikumpulkan
pada tanggal 14-25 Desember 2015.
“Untuk
Panti Asuhan Balita, kami memberikan baju dan uang. Sementara Panti Asuahan Al
Ma’uun kami memberikan sembako. Untuk Pesantren Ar Rahmah kami memberikan baju
dan uang. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tempat.” Ungkap
Fian Widiatmoko, salah satu panitia Bakti Sosial.
Selain
pemberian sumbangan, Bakti Sosial ini juga memiliki kegiatan hiburan yang
bertujuan untuk menghibur anak-anak Pesantren Ar Rahmah. “Meskipun hanya ada 15
santri yang ada di Jogja dari total 120 santri karena yang lain pulang kampung,
tetapi mereka sangat antusias mengikuti kegiatan ini.” Ungkap Irfan Agus
Kurniawan, salah satu panitia. Acara yang terdiri dari sharing pengalaman santri dan keliling pondok pesantren tersebut dibuka
dengan sharing oleh Ust. Aunila,
salah satu pembina pondok.
“Pondok
Pesantren ini didirikan sebagai salah satu cara untuk menampung 36 anak korban
kerusuhan Ambon dan kerusuhan Kupang saat itu. Anak-anak SMP dan SMK ini
memperoleh pendidikan sekolah dan agama gratis. Dari berita mulut ke mulut,
akhirnya semakin banyak anak-anak yang mau belajar di sini, dari seluruh
Indonesia.” Ungkap Ust. Aunila. “Memang pesantren ini kurang terkenal, tetapi
kami sudah memiliki banyak alumni yang saat ini ada yang sudah bekerja, kembali
ke kampung dan berdakwah di sana, atau masih kuliah.” Lanjutnya. Beberapa
alumni yang kuliah memperoleh biaya pendidikan dari masing-masing orang tua
asuh yang berniat membiayai. Beliau beraharap agar kelak para alumni dapat menjadi
agen dakwah pada masing-masing bidangnya.
Selain
menyampaikan sejarah dan kegiatan-kegiatan pesantren, Ust. Aunila juga
menyampaikan terima kasih kepada Remifha, sebagai remaja masjid pertama dari
daerah Bantul yang menyelenggarakan bakti sosial di pesantren ini. Beliau
mengibaratkan seorang pemuda itu seperti darah yang harus terus bergerak ke jantung,
ginjal, dan seluruh tubuh dimana jantung adalah rumah, ginjal adalah masjid,
dan seluruh tubuh adalah tempat kerja karena ketika darah berhenti, maka ia
akan membusuk.
Suasana
acara menjadi lebih akrab ketika salah seorang santri kelas 3 SMP bernama Fuldi,
memberikan hiburan stand-up comedy.
Ia menceritakan kegiatan di pesantren ini sangat berkesan, salah satunya adalah
hukuman ketika tidak mampu menyetor hafalan, bercerita bersama, dan bermain
tebak-tebakan. “Kepahitan yang kualami saat ini akan menjadi kenangan saat aku
sukses nanti.” Ungkap santri yang bercita-cita menjadi dokter dalam menutup
sesi stand-up comedy-nya.
“Kita
mesti berhenti membeli rumus-rumus asing. Diktat-diktat hanya boleh memberi
metode. Tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan. Kita mesti keluar ke
jalan raya. Keluar ke desa-desa. Mencatat sendiri semua gejala. Dan menghayati
persoalan yang nyata.” (WS Rendra, Sajak Sebatang Lisong)
Sebagai
salah satu penutup, Remifha mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada pihak-pihak
yang telah menyukseskan kegiatan ini, baik dari donatur/pemberi sumbangan dan pihak-pihak
Masjid Miftahul Khasanah. Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan saudara
sekalian dengan beribu-ribu kebaikan. Di samping itu, Remifha juga berharap
agar kegiatan Bakti Sosial Remifha ini dapat diselenggarakan kembali pada waktu
dan kesempatan selanjutnya.
Pengangkutan barang di Panti Asuhan Anak Balita. |
Penyerahan sumbangan di Panti Asuhan Anak Balita. |
Suasana Panti Asuhan Anak Balita. |
Suasana Pondok Pesantren Al Ma'uun. |
Sharing kegiatan di Panti Asuhan Al Ma'uun. |
Pengangkutan barang di Pondok Pesantren Ar Rahmah. |
Penyerahan sumbangan kepada pembina pesantren, selepas ceramah dari beliau. |
Sesi hiburan stand up comedy dari Fuldi, santri 3 SMP yang bercita-cita menjadi dokter. |
Keliling Pesantren Ar Rahmah. |
Oleh: Ellena Wulandari
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika UGM
Tulisan ini dimuat dalam rubrik Citizen Journalism Koran Tribun Jogja (dengan beberapa perubahan) pada hari Rabu, tanggal 6 Januari 2016.
0 Comment:
Post a Comment