Judul
Buku : Bulan Terbelah di
Langit Amerika
Penulis :
Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra
Penerbit :
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit :
2014
Halaman : 344 halaman
Setelah sukses dengan perjalanan
menapak jejak Islam di Eropa, sepasang suami istri ini kembali menelusuri jejak
Islam di Amerika dan menuangkannya dalam buku ke-dua mereka, Bulan Terbelah di
Langit Amerika. Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra menyajikan sentuhan yang berbeda dari buku mereka yang pertama, 99 Cahaya di Langit Eropa. Jika 99 Cahaya di Eropa disajikan dengan sentuhan kisah nyata, buku ini hadir dengan sentuhan perpaduan antara drama, fakta sejarah dan ilmiah, traveling, spiritual, dan fiksi yang disajikan dengan rapih dan menyimpan pesan bahwa akan ada cahaya di setiap cobaan. Perjalanan ke Amerika ini merupakan perpaduan peristiwa kebetulan yang membuat pembaca kagum pada jalan ceritanya. Selain itu, buku ini tersaji dalam kolaborasi dua sudut pandang masing-masing penulis
yaitu Hanum dan Rangga.
Perjalanan sepasang suami istri di
Amerika ini berawal dari jadwal yang sama antara Hanum untuk memenuhi peritah
Gertrud Robinson, bosnya di Heute ist
Wunderbar, dan Rangga untuk mengikuti konferensi yang diperintahkan oleh
Profesor Reinhard, dosennya. Gertrud meminta Hanum pergi ke Amerika Serikat untuk
mencari narasumber dalam risetnya dan menulis artikel perdana dengan topik: ‘Would the world be better without Islam?’
yang berhubungan dengan perisitiwa 9/11. Sementara Profesor Reinhard meminta
Rangga untuk mempresentasikan paper Rangga dalam konferensi tentang strategy in an uncertain world yang akan
diselenggarakan tanggal 12 September di Washington DC serta menawari Phillipus
Brown mengisi kelas Etika Bisnis di kampusnya.
Tantangan yang diberikan Gertrud untuk mencari keluarga korban peristiwa WTC mempertemukan Hanum dan Rangga dengan cerita tentang masjid Aqsa yang tidak terpakai lagi di kawasan Harlem dan seorang penjaga musium di kawasan Ground Zero bernama Julia Collins. Dari pemberitahuan Julia untuk mengunjungi bangunan Ground Zero Mosque, Hanum dan Rangga beranjak ke sana dan bertemu dengan demonstran Ground Zero Mosque karena letaknya dekat dengan bekas bangunan WTC. Peristiwa demonstrasi itu memisahkan Hanum dengan Rangga, serta mempertemukan Hanum dengan Michael Jones, seorang komandan demonstrasi yang kehilangan istri tercinta saat peristiwa 9/11, Joanna Jones. Tersesatnya Hanum mempertemukan ia kembali dengan Julia. Penjaga musium itu memberi tahu bahwa dirinya adalah seorang muslim yang kehilangan suami ketika peristiwa WTC, seorang muslim bernama Ibrahim Hussein atau Abe. Semenjak peristiwa WTC, ia terpaksa menyembunyikan identitas muslimahnya demi kesehatan ibunya yang begitu membenci Islam, Nyonya Collins.
Di tempat lain, Rangga juga menemukan beberapa cerita menarik tentang Islam dan Amerika dalam perjalanan menuju tempat konferensi. Di tengah perjalanan dengan bus, Rangga memperhatikan Jefferson
Memorial, sebuah bangunan untuk mengenang mantan presiden Amerika Serikat yaitu
Thomas Jefferson yang ternyata telah mempelajari banyak kitab termasuk Al Qur’an. Peristiwa ini adalah salah satu peristiwa yang menemukan Hanum dan Rangga terhadap keterikatan Islam di Amerika. Peristiwa lain adalah cerita tentang suku Melungeon, surat An-Nisa yang ada di salah satu pintu Fakultas Hukum Harvard, cerita tentang penemu benua Amerika yang sesungguhnya.
Selain serentetan peristiwa sejarah itu, bertemunya kembali Rangga dengan Hanum di National Hall telah mempertemukan kembali Brown, pembicara dalam konferensi Rangga, dengan keluarga penolongnya di peristiwa WTC, yaitu keluarga Abe. Dalam pidatonya di CNN Heroes, Brown mengatakan, “Tidak seharusnya kita membenci seseorang hanya karena berbaju
sama dengan para teroris.” Seorang komandan demonstrasi yang sangat membenci Islam, Jones, menelpon Brown dan meminta maaf kepada seluruh umat muslim karena telah berprasangka buruk terhadap kematian istrinya. Nyonya Collins pun mengijinkan Joanna untuk kembali menjadi muslimah. Puncak pertemuan ini membuka pandangan orang-orang yang membenci Islam karena peristiwa WTC.
Sebuah klimaks pada akhir cerita
yang begitu mengharukan melengkapi serentetan sejarah tentang Islam di Amerika yang diceritakan oleh Hanum dan Rangga. Pertemuan Brown dengan keluarga Abe membuatnya berkata bahwa jika ada yang mengatakan dunia akan lebih baik tanpa Islam, maka merekalah teroris yang sesungguhnya. Selain itu, bukti mukjizat dalam agama Islam yang diberikan kepada Nabi Muhammad untuk membelah bulan telah ditemukan oleh ilmuan astronomi berupa Rima Ariadaeus. Bagi Brown, Rima Ariadaeus juga dekat dengannya, yaitu seorang muslim yang telah menolongnya dalam peristiwa WTC. Peristiwa ini diangkat Hanum untuk memenuhi permintaan Gertrud. Buku ini cocok dibaca oleh seluruh umat di dunia. Meskipun riset tentang beberapa cerita ilmiah dalam buku ini masih mengalami perdebatan, tetapi pembaca dapat memetik hikmah dari sebuah perjalanan yang akan membuka mata bahwa Islam bukan teroris. Dunia dan Islam tidak dapat dipisahkan, karena....
Dunia tanpa Islam adalah dunia tanpa kedamaian.
Islam tanpa amalan adalah kehampaan.
Amalan tanpa iman adalah kegelapan.
(Bulan Terbelah di Langit Amerika, hal. 334)
Terima kasih :)
-ellena-
-ellena-
0 Comment:
Post a Comment