Ellena Wulandari

Bergerak Menginspirasi

  • Home
  • About Me
  • YouTube
  • Instagram
Etalase 23 Kilo Meter

Allah Menegur Kita dengan Berbagai Cara

Thursday, 5 March 2015 By Ellena Wulandari 0 Comments
Etalase 23 Kilo Meter
Allah Menegur Kita dengan Berbagai Cara

Baru saja kemaren terulang kembali. Perjalanan ke kampus yang seharusnya 60 menit saat macet, berhasil kutempuh hanya dalam waktu 45 menit.

Baru saja kemaren terulang kembali. Menaikkan kecepatan motor ketika aku tahu di depan mataku, beberapa meter lagi, lampu kuning akan mati dan lampu merah akan menyala.  

Baru saja kemaren terulang kembali. Kecepatan motor yang sengaja kuberi batas maksimal 70 km/jam tiba-tiba melaju mencapai 80 km/jam di antara jalan yang begitu ramai.

Allah menegur kita dengan berbagai cara…


Pagi tadi dalam perjalanan ke kampus, aku melihat kengerian itu lagi. 2 buah kecelakaan terjadi seakan-akan menjadi sebuah cerita yang menarik untuk dibahas di kampus dan mejadi teguran terhadap apa yang selama ini aku lakukan. 

Kecelakaan pertama terjadi di Jalan Bantul tepatnya di depan SMP 2 Bantul. Seorang ibu terjatuh dari motornya. Terlihat empat buah garis putih di aspal, mungkin akibat gesekan dari komponen sepeda motor. Semua orang yang mendengar kengerian itu segera keluar rumah. Sementara aku hanya bisa mendoakan dengan surat Al Fatihah. Kecelakaan kedua terjadi di Jalan Brigjend Katamso, tepatnya di depan Jogja Tronik. Kecelakaan ini lebih ngeri. Gerobak siomay telah hancur dengan siomay yang berserakan di jalanan. Seorang ibu-ibu penjual siomay diangkat oleh beberapa orang. Aku bisa merasakan bagaimana perasaan ibu itu. Satu hari yang ingin ia habiskan untuk mengais rejeki dengan berjualan siomay tiba-tiba harus terhenti karena peristiwa itu. 

Setiap melihat kecelakaan, tangan yang menggenggam pegangan motor ini menjadi mati rasa dan ingin berhenti sejenak untuk sekedar mengetahui apa yang terjadi dan menuliskannya. Tetapi jarum jam terus berjalan karena sudah di-setting dengan periode yang sama. Tetapi kewajiban untuk datang tepat waktu memupuskan harapan untuk memotret fenomena mengerikan ini. Tetapi suara-suara klakson dari belakang yang semakin keras memaksa tangan ini kembali mengendalikan motor untuk sampai ke kampus.

Allah menegur kita dengan berbagai cara…

Menggantungkan nyawa pada dua buah roda sepeda motor di atas aspal bukanlah sebuah hal yang mudah. Sedikit saja motor itu tersenggol, maka ia akan jatuh. Lain halnya dengan mobil yang memiliki keseimbangan melalui empat rodanya. Setiap harinya ribuan orang melintas di jalanan untuk keperluan mereka masing-masing. Setiap orang ingin tiba tepat waktu. Setiap orang ingin menjadi paling depan. Setiap orang membayar pajak untuk membangun jalan. 

Tetapi jalan ini bukan milik kita sendiri. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk memakai jalan ini. Cara terbaik untuk memakainya adalah memperhatikan kebutuhan diri sendiri dan orang lain. Bukan tanpa alasan ketika seorang insinyur menetapkan berapa lama lampu merah ini akan menyala. Bukan tanpa alasan ketika polisi meminta kita memakai helm saat berkendara. Bukan tanpa alasan ketika zebra cross dibuat untuk penyeberangan. Semua telah didesain dengan sebaik-baik kemampuan manusia. Sebaik pemikiran mereka yang telah diamanahkan untuk itu.

Selama bolak balik ke kampus, Alhamdulillah hanya satu kali aku merasakan kecelakaan. Kecelakaan itu menyakitkan dan aku tidak ingin merasakannya lagi. Bagaimana ketika kita tiba-tiba merasakan waktu yang seakan-akan berhenti dan melayang entah kemana. Ketika kita merasakan tiada lagi cara untuk mengelaknya dan lebih baik diam pasrah. Walaupun ketika itu tidak terlalu parah karena kaus kaki telah menolongku dari tajamnya besi, helm telah menolongku dari benturan yang amat keras, jilbab telah menolongku dari gesekan antara telinga dengan helm, dan ingatan kepada Allah secara mendadak telah membuatku mampu berpikir cepat dan mengingat kembali fenomena tumbukan untuk membalik arah dan terjun ke sawah. Bukan lurus dan menabrak orang lain. 

Dalam sebuah perjalanan, bukan siapa yang paling kencang yang paling hebat. Bukan siapa yang pertama sampai yang paling hebat. Bukan siapa yang berhasil mendahului truk gandeng yang paling hebat. Bukan siapa yang berhasil melewati beberapa motor dengan zig zag yang paling hebat. Tetapi dia yang berhasil menikmati perjalananya adalah yang paling hebat. Dia yang mampu mengendalikan dirinya dari bisikan setan dalam perjalanannya. Karena setan itu amat dekat. Bisa jadi tangan ini menggerakkan kemudi karena hati dan pemikiran kita digerakkan oleh setan. Alasan itu adalah alasan yang kuat mengapa kita harus rajin-rajin mengingat Allah dalam perjalanan. Memohon kepadaNya agar senantiasa menjaga kita dari kaburnya pandangan, dari kengerian kecelakaan, dan dari kuatnya bisikan setan.


Etalase 23 Kilo Meter
Share:

Ellena Wulandari
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna.

Related Articles


0 Comment:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments ( Atom )

A woman with ambition is the sexiest woman

Labels

Beasiswa Unggulan (3) Belajar Memasak (2) Book Review (12) Campus (9) Etalase 23 Kilo Meter (6) Indonesiaku (1) KAMASE (8) Muslimah (1) Mutiara Hati (4) Pengabdian (3) Taman Baca (1) Teladan (1) Thailand (5) Tirai-tirai Asa (2)

Visitors

Archive

  • ►  2021 (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2016 (14)
    • ►  December (2)
    • ►  September (3)
    • ►  March (7)
    • ►  January (2)
  • ▼  2015 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ▼  March (1)
      • Allah Menegur Kita dengan Berbagai Cara
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  December (1)
Powered by Blogger.

© 2016 Ellena Wulandari
Distributed By Blogger & Created By Responsive Blogger Templates