Jogja Energy Forum
“Indonesia After Oil”
Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014
Sumber: Dokumen Kamase |
Sentralisasi di bidang energi telah menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sangat bergantung pada energi fosil. Sementara cadangan minyak dan gas di Indonesia telah memasuki masa kritis, dengan perkiraan ketersediaan minyak bumi hanya untuk 12 tahun ke depan dan gas alam hanya untuk 50 tahun ke depan. Hal ini akan mengakibatkan harga bahan bakar fosil melambung dan memperburuk kondisi ekonomi di Indonesia.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengubah pandangan masyarakat untuk beralih kepada peran energi pengganti yaitu Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mengingat Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan energi terbarukan. Saat ini hanya 4,3 % saja kontribusi energi terbarukan (yakni berasal dari panas bumi dan air) yang dimanfaatkan. Padahal, perlu kita ketahui bahwa kita juga dapat memanfaatkan energi cahaya dan panas matahari, pergerakan angin, serta sampah (biomassa) sebagai energi pengganti.
Sebuah komunitas di Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada, Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (KAMASE) mengadakan Jogja Energy Forum yaitu forum energi pertama di Yogyakarta yang terdiri dari Lomba Poster Ilmiah, Seminar, Talkshow, Diskusi, dan Pameran. Kegiatan yang diselenggarakan di Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM ini berlangsung selama dua hari, yaitu hari Sabtu dan Minggu, tanggal 11 dan 12 Oktober 2014. Berikut serangkaian kegiatannya.
-) Talkshow Praktisi dan Akademisi
Hari pertama dibuka dengan Talkshow oleh Praktisi yaitu Bapak Jon Respati dan seorang akademisi yaitu Bapak Muhammad Ery Wijaya.
- Bapak Jon Respati, Dewan Pembina Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), aktif di Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), dan mengajar di Surya University.
Bapak Jon Respati menjelaskan bahwa kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat yaitu untuk listrik dan bahan bakar kendaraan. Hal itu terlihat dari data perbandingan ketersediaan miyak dan konsumsi di Indonesia pada tahun 1999-2009. Tingginya kebutuhan minyak sebagai bahan bakar terlihat dari meningkatnya jumlah kendaraan dari jahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kendaraan pada tahun 2010 adalah 76.907.127, meningkat pada tahun 2011 yaitu 85.601.351, dan meningkat lagi pada tahun 2012 yaitu 94.373.324. Strategi dalam mengatasi masalah ini adalah revolusi mental dari masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan energi melalui program-program berbasis konservasi dan efisiensi, serta green and low carbon technology. Selain itu, dibutuhkan pula bantuan dari pemerintah untuk dapat bersama-sama mewujudkan hal ini melalui kebijakan-kebijakan manajemen energi.
- Bapak Muhammad Ery Wijaya, Director of Energy Economics and Policy Ametis Institute
Bapak Muhammad Ery Wijaya mempresentasikan tentang konsep ekonomi guna mengembangkan proyek di bidang EBT. Selain pemerintah, untuk dapat mengembangkan proyek ini dibutuhkan peran pelaku bisnis melalui pinjaman dana atau investasi. Namun, bank swasta masih belum begitu paham mengenai proyek EBT, sehingga mereka masih ragu untuk menanamkan/meminjamkan dana. Oleh karena itu, diperlukan edukasi lebih lanjut untuk meyakinkan mereka bahwa proyek di bidang EBT memang menjajikan. Sebagai salah satu contoh, yaitu adanya konsep ESCO (Energy Services Company) Fund di Thailand yang berguna untuk mendapatkan dana dalam membangun proyek-proyek EBT, yakni dengan menerapkan tax/fee dari setiap transaksi energi.
Presentasi dari Bapak Muhammad Ery Wijaya dilanjutkan dengan pertanyaan yang dapat diajukan langsung oleh peserta kepada kedua pembicara. Beberapa peserta talkshow yang dimoderatori oleh Bapak Nur Setyanto ini menanyakan tentang realisasi energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 jika sektor pemerintah dan masyarakat belum mampu bekerja sama. Oleh karena itu, diperlukan adanya koordinasi yang baik antara sektor perbankan, praktisi, dan pemerintah (stakeholder).
-) Seminar Pelaku Bisnis
Bapak Danianto Hendragiri T, Ahli Manajemen Proyek PT Indonesia Power
Seminar dari pelaku bisnis Indonesia yaitu Indonesian Power dibawakan oleh Bapak Danianto Hendragiri T dengan Ibu Fitrotun Aliyah sebagai moderator. Beliau membahas tentang posisi dan kontribusi dari PT Indonesia Power untuk Indonesia di bidang energi dan kelistrikan serta tantangan yang dihadapi dalam tahap pengembangan proyek-proyek berbasis energi baik itu dari sisi lahan dan lokasi beban, dukungan pemerintah, finansial, serta operasional. Dalam hal ini diperlukan kesinergian antar elemen untuk dapat merealisasikan proyek tersebut.
-) Pameran Jogja Energy Forum
Peserta diberi kesempatan untuk istirahat, sholat, dan makan, serta mengunjungi stand pameran yang berada di Selasar Barat Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM. Stand pameran Jogja Energy Forum dibuka untuk umum selama dua hari. Stand ini diisi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (KAMASE), Ikatan Mahasiswa Teknologi Instrumentasi (KAMALOGIS), dan Energi Bersih Indonesia (ENERBI). Bukan hanya peserta seminar saja yang merasa antusias berkunjung ke stand pameran, beberapa mahasiswa dan masyarakat umum juga tertarik untuk mengunjungi stand yang dibuka dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Salah satu stand yang juga mengikat pengunjung adalah stand lomba poster, yang berisi 10 poster finalis Lomba Poster Ilmiah Jogja Energy Forum.
-) Lomba Poster Ilmiah
Lomba Poster Ilmiah telah dibuka pada tanggal 13 September 2014 untuk seluruh mahasiswa di Indonesia. Poster ilmiah dengan tema energi terbarukan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap energi terbarukan di Indonesia, serta mampu menjadi kampanye energi terbarukan di kalangan masyarakat melalui publikasi poster di media sosial. Dari seluruh peserta yang mengumpulkan poster, dipilih 10 finalis yang dipamerkan dalam pameran Jogja Energy Forum. Juara 1, 2, dan 3, telah ditentukan oleh juri, yaitu seorang alumni KAMASE. Sementara pengunjung berhak melakukan voting untuk memilih satu pemenang favorit yang akan diumumkan pada penutupan Jogja Energy Forum.
Pemenang lomba poster ilmiah adalah:
- Frida Kurniawati dari UGM sebagai juara 1,
- Nur An-Nisa Milyana dari UGM sebagai juara 2,
- Bima Wirawan dari UNS sebagai juara 3,
- Nawung Asmoro Girindraswari dari UNY sebagai pemenang favorit,
- Balqis Afifah dari ITB sebagai finalis,
- Husnul Chotimah dari ITS sebagai finalis,
- Muhammad Nabil dari UGM sebagai finalis,
- Feri Fadli dari Telkom University sebagai finalis,
- Reva Wiratama dari UIN Bandung sebagai finalis, dan
- Erwin Andriawan Putra Gonti dari UGM sebagai finalis.
Hadiah yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp 1.000.000,00 untuk juara 1 , uang tunai Rp 750.000,00 untuk juara 2, uang tunai Rp 500.000,00 untuk juara 3, dan uang tunai Rp 250.000,00 untuk pemenang favorit. Seluruh pemenang dan finalis mendapatkan sertifikat dari panitia.
-) Seminar Stakeholder
- Bapak Ir. Arief Indiarto, M.M., sekretaris Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Setelah melakukan kunjungan pameran, peserta mengikuti seminar ke-dua yaitu seminar oleh stakeholder, Bapak Ir. Arief Indiarto, M.M. Bapak Arief menjabarkan gambaran umum kondisi kelistrikan nasional saat ini, kinerja investasi dari PT.PLN (Persero), serta beberapa program yang telah terealisasi ataupun proyek terencana dari berbagai jenis pembangkit. Ke depan, diharapakan kebutuhan energi menjadi lebih efisien, dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan, dan sumber energi fosil dipakai sebagai penyeimbang yang selebihnya akan menjadi warisan untuk anak-cucu kita.
- Bapak Hendra Iswahyudi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) ESDM.
Seminar ini juga diisi oleh bapak Hendra Iswahyudi. Beliau adalah kepala bagian Rencana dan Laporan Dirjen EBTKE. Beliau menjabarkan tentang peranan, program, dan kegiatan yang telah dicapai ataupun direcanakan oleh EBTKE, serta tantangan dan upaya EBTKE terkait pengembangan dan pemanfaatan EBT dan konservasi energi.
-) Diskusi
- GEOTHERMAL: Bapak Sugeng Triyono, PT Indonesia Power, President Director of Tangkuban Perahu Geothermal Power
Pada hari ke-dua, diskusi dimulai dengan pemaparan dari Indonesia Power yang membahas tentang geothermal oleh Bapak Sugeng Triyono. Pada sesi yang dimoderatori oleh Bapak Ariel Alfata ini, beliau memaparkan pentingnya geothermal sebagai salah satu sumber energi di Indonesia. Terwujudnya penggunaan energi ini sebanyak 5% yang sesuai dengan Sasaran Bauran Energi Primer Nasional 2025 akan terwujud dengan adanya sinergi para stakeholder listrik dalam berbagai skala.
- ENERBI dan KAMASE, organisasi di bidang Energi Terbarukan
Setelah presentasi dan diskusi dari peserta dengan Bapak Sugeng, peserta diperkenankan untuk menikmaticoffee break. Setelah coffee break selesai, peserta kembali lagi di ruang seminar untuk mendengarkan presentasi dari ENERBI dan KAMASE. Presentasi dari ENERBI dibawakan oleh Bapak Nur Setyanto, sementara dari KAMASE dibawakan oleh ketua KAMASE tahun 2013 yaitu Arif Wibowo MM. ENERBI merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang penelitian dan konsultasi di bidang energi terbarukan. KAMASE adalah Komunitas Mahasiswa Sentra Energi yang berada di Jurusan Teknik Fisika UGM. Komunitas yang dibentuk pada tahun 2000 yang memiliki visi menjadi organisasi kemahasiswaan independen terdepan dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
- BIOMASSA: Bapak Eko Agus Suyono, M.App.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM
Selesai presentasi dari ENERBI dan KAMASE sebagai salah satu sosialisasi komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang energi terbarukan, acara dilanjutkan dengan seminar dari Bapak Eko Agus Suyono, M.App.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, selaku pembicara dalam energi terbarukan biomassa. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan bahwa mandiri energi tidak hanya berpikir untuk mencari sumber energi baru, tetapi bagaimana perilaku kita sebagai konsumen untuk hemat dalam pemakaian energi. Biomassa adalah salah satu sumber energi terbarukan yang cukup potensial di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara agraris. Diskusi antara peserta dan pembicara menemui satu titik yaitu perkembangan EBT di Indonesia masih mengalami kendala karena masih berjalan sendiri-sendiri. Presentasi dan diskusi ini ditutup dengan waktu untuk istirahat, sholat, dan makan. Peserta seminar dipersilakan untuk mengambil konsumsi dan kembali mengunjungi stand pameran.
- SURYA: Bapak Ari Bimo Prakoso, seorang PhD Candidate in Electrical and Electronic Engineering, specializing in solar energy and photovoltaic (PV) material, Nanyang Technological University.
Setelah istirahat selesai, peserta seminar kembali hadir untuk mendengarkan salah satu presentasi dan diskusi oleh bapak Ari Bimo Prakoso. Beliau menjelaskan tentang energi surya yang dapat dimanfaatkan menjadi EBT dengan menggunakan teknologi PV. Tiga alasan mengapa teknologi PV akan berkembang pesat di masa depan adalah adanya ketersediaan yang melimpah, peningkatan performa yang pesar, dan harga sistem PV yang semakin kompetitif. Saat ini sel surya telah berkembang menjadi tiga generasi. Pada generasi pertama, sel surya memiliki efisiesnsi yang cukup tinggi, akan tetapi memerlukan proses pembuatan yang mahal dan kompleks. Sementara pada generasi ke-dua yaitu teknologi thin film memiliki efisiensi yang lebih rendah, tetapi mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal dalam pembuatannya. Teknologi stiker sel surya berbasis thin film dapat digunakan untuk telepon seluler, kartu bisnis, dan jendela bangunan. Setelah dilakukan beberapa penelitian, efisiensi yang tinggi dengan harga yang murah berhasil diproduksi pada sel surya generasi ke-tiga. Di NTU, saat ini sedang dilakukan penelitian tentang sel surya silicon organic yang dapat diproduksi dengan menggunakan larutan polimer. Melihat peluang yang besar dari energi surya ini, pertanyaan yang seharusnya muncul dari kita adalah bagaimana cara kita memanfaatkan peluang ini. Peluang ini dapat dimanfaatkan dengan sinergi yang baik antara pihak pelaksana dan masyarakat. Ketika teknologi ini berhasil diciptakan oleh para peneliti dengan potensi energi surya yang tinggi di Indonesia, maka pemerintah dan perusahaan-perusahaan dapat memanfaatkannya dengan bantuan finansial, kemudian diserahkan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan melalui sosialisasi dan monitoring berkelanjutan.
Jogja Energy Forum telah mengantarkan akademisi, praktisi, dan stakeholder dalam pemahaman yang sama terhadap EBT. EBT yang memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di Indonesia seperti surya, angin, air, biomassa, dan panas bumi dapat dikembangkan oleh kaum akademisi bekerja sama dengan praktisi serta dukungan penuh dari pemerintah. Setelah dilakukan pengembangan EBT, maka peran mahasiswa dan akademisi adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pentingnya EBT dan cara menggunakan serta mempertahankannya. Potensi yang besar ini hanya akan menjadi wacana apabila tidak direalisasikan dalam kegiatan yang nyata serta sosialisasi. Melalui Jogja Energy Forum, peserta diperkenalkan dengan lembaga pemerintahan, perusahaan, konsultan, komunitas, maupun pusat studi yang bergerak di bidang energi terbarukan. Peserta juga diberikan perkenalan dan pembelajaran tentang potensi dan pemanfaatan energi baru terbarukan melalui pameran. Peserta juga diajak untuk memahami posisi pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat mengenai peran aktif dalam kemandirian energi serta jembatan untuk saling bersinergi dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Dalam hal sosialisasi kepada masyarakat luas, mahasiswa melalui lomba poster ilmiah diajak untuk mengkampanyekan energi terbarukan secara aktif dengan media sosial.
Ditulis oleh: Tim Media dan Publikasi KAMASE
0 Comment:
Post a Comment