Penulis : Felix Y. Siauw
Penerbit : AlFatih Press, Jakarta
Tahun : 2013 (Cetakan ke-3)
Jumlah Halaman : 267 Halaman
Dasar-dasar keimanan dalam Islam adalah meyakini sesuatu yang tidak terlihat oleh mata. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 2-5 yang artinya "Kitab Al Qur'an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab yang diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat".
To see beyond the eyes can see. Allah memerintahkan kita untuk percaya bahwa ada sesuatu yang ghaib dan sebuah kehidupan di akhirat kelak. Hal ini mungkin akan terasa sulit bagi orang yang tidak memahami Islam. Akan tetapi, ini adalah inspirasi yang melebihi inspirasi biasa yaitu sebuah janji Allah akan kedatangan hari kiamat. Kedatangan hari kiamat akan memberikan peringatan kepada setiap manusia untuk berjuang mempersembahkan yang terbaik di akhirat dan tidak mencintai dunia. Salah satu contoh yang diangkat dalam buku ini adalah bisyarah* yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang kemenangan Islam yang membuat umat Islam rela berjuang karena yakin kematian dalam perjuangan adalah syahid.
"Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat amir (panglima perang) adalah amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya." (HR. Ahmad)
Bisyarah ini adalah penyemangat bagi umat Islam dalam menaklukkan Konstantinopel. Kota terkuat dan terbesar di dunia. Sebelum peristiwa penaklukan Konstantinopel, bisyarah juga pernah menjadi energi penyemangat ketika kaum muslim dalam keadaan yang paling sulit dalam perang Khandaq dan perang Azab. Kemenangan bukan hanya dapat dicapai dengan mengandalkan kekuatan, kecerdasan, dan strategi perang. Tetapi kemenangan hanya dapat tercapai melalui pertolongan Allah. Muhammad Al Fatih percaya pada sesuatu yang kasat mata dan bisa dilihat dengan keimanan.
Salah satu hal yang harus selalu kita ingat adalah "kematian". Terkadang, seseorang sering menunda pekerjaan karena merasa akan hidup lebih lama. Kehidupan di dunia adalah jalan untuk mempersiapkan sebaik-sebaiknya keadaan kita di akhirat kelak. Hidup di dunia hanyalah mampir ngombe (Bahasa Jawa: mampir beristirahat dalam sebuah perjalanan yang panjang). Rasulullah SAW bersabda.
"Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya." (HR. Tirmidzi)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (QS. Al Anbiya ayat 35)
Sudah sewajarnya kita menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sebentar. Kehidupan yang kekal adalah kehidupan di akhirat nanti. Dunia menjadi tempat bagi kita untuk mempersiapkan kehidupan terbaik di dalamnya.
Kita tidak akan pernah tahu kapan terakhir kali kita melihat wajah kedua orang tua kita.
Kita tidak akan pernah tahu kapan terakhir kali kita melihat canda tawa teman-teman kita.
Kita tidak akan pernah tahu kapan terakhir kali kita dapat mempersembahkan yang terbaik dalam ilmu, karya, dan amanah.
Kita tidak tahu apakah ini adalah amalan terakhir kita. Karena satu hal yang juga harus kita ingat adalah "kematian". (twitter.com/ellenawldr)
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mempersembahkan yang terbaik di akhirat adalah dengan menjemput hidayah. Dalam buku ini dibahas bagaimana kita seharusnya "menjemput" hidayah atau bukan "menunggu" hidayah, yaitu dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya. Hidayah dalam Al Qur'an memiliki 3 makna yaitu Al Khalqi yaitu kebebesan manusia dalam memilih dan menyiapkan konsekuensi kebebasan dengan akalnya, Al Irsyad wa Al Bayan yaitu hidayah yang diturunkan Allah melalui Al Qur'an dan Rasul SAW, dan At Taufiq yang diberikan Allah kepada hamba yang melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan maksimal. Allah memberikan akal pada manusia agar manusia dapat menerima wakhyu dan bila manusia bersungguh-sungguh dalam memahami wahyu, maka Allah akan menurunkan taufiq (Beyond the Inspiration, hal.76). Taufiq adalah kata yang biasa kita kenal dengan hidayah.
Bukan karena alasan yang lain, tetapi melakukan yang terbaik karena adanya inspirasi kasat mata yang terbesar yaitu iman. Beyond the inspiration. Iman. To see beyond the eyes can see.
Ditulis oleh: Ellena Wulandari
*Bisyarah: Dalam buku Beyond the Inspiration hal.186 disebutkan bahwa bisyarah merupakan sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada hamba-Nya baik melalui Al Qur'an ataupun melalui ucapan Rasulullah SAW.
Saya pernah membaca buku tsb. Isinya sangat menginspirasi. Buku tsb juga menjadi salah satu motivasi terbesar saya dalam membuat suatu keputusan dalam karir saya. Meskipun saya harus kehilangan puluhan juta rupiah, tapi saya percaya dengan kebenaran isi yang disampaikan dalam buku tersebut dan saya mulai merasakannya saat ini.
ReplyDeleteNice posting.
Terima kasih atas apresiasi yang anda berikan. Mungkin anda juga bisa menuliskan kisah anda dalam bentuk blog atau bahkan buku, yang bisa dibagikan ke saya, sehingga dapat juga memberikan inspirasi kepada saya dan banyak orang. Sekali lagi terima kasih atas apresiasi anda :)
DeleteIde bagus, tapi saya kurang pandai menulis. Mungkin ada tips menulis dari mbak Ellena yg bisa dibagi utk saya? :)
DeleteSaya lebih tidak pandai lagi. Saya hanya suka menuliskan hal-hal yang saya alami agar nanti bisa dibaca kembali oleh orang-orang setelah saya :)
Delete