Ellena Wulandari

Bergerak Menginspirasi

  • Home
  • About Me
  • YouTube
  • Instagram
Etalase 23 Kilo Meter

Suami Istri Penjual Mie Ayam "Ah, terlalu romantis..."

Monday, 14 December 2015 By Ellena Wulandari 4 Comments
Hujan November kembali hadir mengiringi sendunya suasana Fakultas Teknik yang saat ini sedang penuh dengan berita tentang pemilu. Bukan hanya pemilihan bupati yang membuat mahasiswa senang karena libur, tetapi juga pemilihan ketua BEM KMFT yang kabarnya (lagi-lagi) hanya ada satu calon. Meskipun kali ini saya tidak ikut campur dan hanya mendengar kabar (alhamdulillah) suasana politik tahun ini tak seperti tahun lalu ketika saya dan 8 teman lainnya menjadi KPU.


Langkah ini akhirnya mantab untuk pulang langsung karena saya yakin hujan ini tak akan sebentar, sehingga percuma menunggunya hingga nanti malam. Hujan-hujan, hmmm enaknya makan apa yaa? Mie Ayam! Yaps. Benar sekali. Niat ini diperkuat oleh pengaruh dari salah satu berita di timeline Line yang adik pandu saya bagikan yaitu, “Memberi kebahagiaan kepada orang tua itu sederhana. Sekalipun hanya pulang kuliah membawa roti bakar.” Setelah itu, saya pun membeli Mie Ayam dengan sisa uang beasiswa yang ada di dompet. Yah, nggak sama-sama banget kok, kan bukan roti bakar hehehe.

Di antara pandangan yang gelap sembari bersiaga jika tiba-tiba ada orang naik sepeda kayuh di depan motor, saya mencari warung Mie Ayam di sebelah kiri jalan Srandakan (jika ada) sehingga saya tidak perlu menyeberang. Yes! Dapat! Ah, tapi terlewat! Hmmm tapi kasihan juga itu Mie Ayamnya nggak laku. Males balik ellen L Ah udah lah, balik aja. Akhirnya, bisikan baik saya mampu mengalahkan bisikan jahat saya. Saya pun putar balik dan sampai.

Sepasang suami istri yang sudah tua itu langsung menyambut saya dengan hangat. Benar-benar terenyuh. Mungkin beliau-beliau berpikiran, “Kasihannya ibu ini, malem-malem, capek habis kerja, hujan lagi.” Berharap banget ada yang bilang gitu ya? Hihihi. Tunggu! Ibu? Hmmm yasudahlah…. Saya pun langsung memesan Mie Ayam tanpa micin, kuahnya dipisah, pakai acar yang dipisah juga, dan nggak usah pakai saus kecap. Banyak maunya yaa? Hmmm.

“Oh iyaa, monggo lenggah rumiyin.” Oh iyaa, silakan duduk dulu. Saya pun dipersilakan duduk. Pandangan saya langsung mengarah pada dua buah sepeda motor yang sangat tua. And do you know what? Motor itu adalah salah satu jenis motor yang paling membuat saya sebel ketika di jalan. Selain suaranya, asapnya itu loh, bikin mabuk. Tetapi ternyata,

Bukan maksud beliau yang menggunakan motor seperti itu untuk mengganggu pengguna jalan lain.
Bukan maksud beliau menambah emisi gas berbahaya di udara.
Tetapi memang beliau belum mampu membeli motor yang lebih baik dari itu.

Astaghfirullah. Saya segera ingat bagaimana saya selalu berusaha menyalip ketika ada motor seperti itu di hadapan motor saya. Bagaimana saya selalu mengeluh kesal ketika asap motor itu tercium oleh hidung saya? Bukankah doa lebih baik dari itu semua?

Terkadang kita terlalu pelit memberikan ruang yang lebih luas pada sudut pandang kita untuk memahami karena tertutup oleh “keinginan” yang seolah-olah menjadi hak kita sebagai warga negara.


Selain terenyuh pada dua sepeda motor di warung sederhana itu, saya juga terenyuh pada suami istri itu menyiapkan tiga bungkus Mie Ayam dengan kompak. Hujan-hujan, di depan gerobak warna biru, berduaan, saling bantu, meracik Mie Ayam. Ah, terlalu romantis…

Setelah makan Mie Ayam tentunya (hehehe)
7 Desember 2015 
Etalase 23 Kilo Meter
Share:

Ellena Wulandari
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna.

Related Articles


4 comments:

  1. Azzami15 December 2015 at 10:14

    Saya suka ttg bagaimana kamu memandang hal tsb, keren

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  2. Ellena Wulandari15 December 2015 at 17:52

    Terima kasih banyak mas :)
    Terima kasih lho sudah nyasar ke sini hehe
    Keep writing "Goresan Tinta Seorang Pembelajar" :D

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  3. Azzami15 December 2015 at 23:28

    Wuaha kamu juga nyasar tuh ke tumblrku haha..
    Terus menulis juga yaa! Tebarkan terus bulu angsa sejauh-jauhnya, semangat!

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  4. Ellena Wulandari17 December 2015 at 06:24

    Saya selalu menelusuri orang-orang yang mengomentari blog saya mas :D
    Siap!!

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments ( Atom )

A woman with ambition is the sexiest woman

Labels

Beasiswa Unggulan (3) Belajar Memasak (2) Book Review (12) Campus (9) Etalase 23 Kilo Meter (6) Indonesiaku (1) KAMASE (8) Muslimah (1) Mutiara Hati (4) Pengabdian (3) Taman Baca (1) Teladan (1) Thailand (5) Tirai-tirai Asa (2)

Visitors

Archive

  • ►  2021 (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2016 (14)
    • ►  December (2)
    • ►  September (3)
    • ►  March (7)
    • ►  January (2)
  • ▼  2015 (32)
    • ▼  December (3)
      • Essay ASMF KMFPT 2015
      • Suami Istri Penjual Mie Ayam "Ah, terlalu romantis...
      • PKM-GT Kedua
    • ►  November (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  December (1)
Powered by Blogger.

© 2016 Ellena Wulandari
Distributed By Blogger & Created By Responsive Blogger Templates